Perlindungan terhadap privasi di ranah online merupakan kunci utama keamanan diri dari berbagai ancaman kejahatan di dunia maya, termasuk Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).
“KBGO memiliki berbagai jenis, sepanjang tahun 2017 setidaknya ada 8 bentuk kekerasan berbasis gender online yang dilaporkan kepada Komnas Perempuan, yaitu pendekatan untuk memperdaya (cyber grooming), pelecehan online (cyber harassment), peretasan (hacking), konten ilegal (illegal content), pelanggaran privasi (infringement of privacy), ancaman distribusi foto atau video pribadi (malicious distribution), pencemaran nama baik (online defamation), dan rekrutmen online (online recruitment),” jelas Ellen Kusuma, Sub Divisi KGBO Safenet pada acara FGD Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan di Sosial Media, di Hotel Aone Jakarta, Selasa (19/03/2019).
Pada dasarnya yang dimaksud dengan privasi adalah batasan atas informasi mengenai data diri dari jangkauan mata publik. Dalam ranah daring, melindungi privasi berarti melindungi data pribadi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, melacak atau merujuk individu tertentu secara spesifik, dari siapa pun yang bisa mengakses informasi tersebut.
Di ranah online, data pribadi seperti gambar di atas sangat dianjurkan untuk tidak dipublikasikan saat menggunakan media sosial (seperti Facebook, Twitter, Instagram) atau aplikasi percakapan (seperti WhatsApp, Line, Telegram) dan lainnya.
Berdasarkan panduan mengenai KBGO yang dibuat oleh Safenet, sebuah Organisasi yang memperjuangkan hak-hak digital di Asia Tenggara, ada 8 tips melindungi privasi di media sosial dan aplikasi percakapan agar terhindar dari KBGO.
1. Pisahkan akun pribadi dengan akun publik
Menggunakan beberapa akun untuk memisahkan hal-hal bersifat pribadi dan hal-hal yang bisa dibagi ke publik bisa menjadi alternatif untuk melindungi diri di dunia maya.
2. Cek dan atur ulang pengaturan privasiSesuaikan pengaturan privasi dengan level kenyamanan diri dalam berbagi data pribadi, seperti nama, foto, nomor ponsel, dan lokasi. Kendalikan sendiri siapa atau apa saja yang dapat mengakses data pribadi kita.
3. Ciptakan password yang kuat dan nyalakan verifikasi loginHindari peretasan akun media sosial dengan menciptakan password login yang kuat (panjang dan mengandung kombinasi unsur huruf, angka, dan simbol) serta aktifkan verifikasi login (2 Step Verification atau 2 Factor Authentication).
4. Jangan sembarang percaya aplikasi pihak ketigaAplikasi pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab bisa saja menggunakan informasi atau data pribadi yang mereka dapat dari akses tersebut secara tidak bertanggung jawab dan bisa jadi berdampak pada kehidupan.
5. Hindari berbagi lokasi pada waktu nyataLokasi pada waktu nyata atau lokasi tempat seseorang sering kunjungi dapat menjadi informasi yang berharga bagi orang-orang yang ingin berniat jahat.
6. Berhati-hati dengan URL yang dipersingkatAda potensi bahaya ketika mengklik URL yang dipersingkat. URL tersebut bisa saja mengarahkan kita ke situs-situs berbahaya atau jahat yang dapat mencuri data pribadi kita.
7. Lakukan data detoxSilahkan coba data detox agar dapat menjadi pribadi yang lebih mempunyai kendali atas data diri di ranah daring dengan mengakses https://datadetox.myshadow.org.
8. Jaga kerahasiaan pin atau password pada ponsel atau laptop pribadiPenting untuk memasang dan menjaga kerahasiaan pin atau password pada perangkat elektronik pribadi, terutama yang menyimpan data-data pribadi.